Kita seluruh dunia masih lagi bergelut dalam hal menentang virus covid19, ada pula berita tergempar sekarang ini. Sejauh mana kebenarannya masih lagi kabur.
Pyongyang – Nama Kim Jong-un beberapa hari belakangan tengah jadi perbualan hangat. Pemimpin Korea Utara (Korut) itu dikabarkan sakit teruk, setelah menjalani serangkaian prosedur kardiovaskular untuk mengatasi masalah pada jantungnya. Sakit jantungla katanya. Tapi ada orang kata brain dead? Kira dah 50 -50 tuh. Yang menjadi persoalannya siapa yang akan ganti beliau? Adik dia?? masih lagi dalam kuku besi atau bagaimana?
Kendati demikian, media Korut terkesan bungkam perihal tersebut. Tak ada klarifikasi atau pemberitaan terkini terkait hal itu. Negeri tetangga, Korea Selatan pun mengecilkan laporan soal kesihatan Kim Jong-un.
Desas-desus yang beredar bahwa sang pemimpin Korea Utara sakit parah juga memicu spekulasi kebimbangan atas kematiannya. Kepergian yang akan menjadi kucar kacir negara itu.
Menurut sebuah laporan yang dikutip News.com.au, Kamis (23/4/2020), kematian Kim Jong-un dapat menyebabkan krisis pengungsi yang akan menarik AS, Korea Selatan dan mungkin sekutu lainnya.
Pertanyaan tentang kesehatan diktator Korut itu mengemuka setelah ketidakhadirannya dalam peringatan ulang tahun ke-108 kakeknya, pendiri Kerajaan Hermit Kim Il Sung. Peringatan yang digelar pada 15 April lalu.
Pada Rabu 21 April, media pemerintah Korea Utara hanya menerbitkan beberapa komen masa lalu Kim Jong-un tanpa menyebutkan keberadaannya saat ini, New York Post melaporkan.
Sementara itu, saingannya, Korea Selatan memberitakan bahawa tiada perkembangan mengenai presiden itu. Tiada maklumat dapat diberikan, mungkin mereka juga merahsiakan info ini biarpun mereka juga tahu.
Kalau tengok report dari bloomberg katanya, china sedang menghantar pakar bedah mereka untuk memberi nasihat kesihatan sama ada mahu bedah atau sebaliknya?
China sent a team including health-care experts to North Korea to advise on Kim Jong Un, Reuters reports https://t.co/8KXfOAjEUL
— Bloomberg (@business) April 25, 2020
“Tetapi bahkan jika orang nomor satu berusia 36 tahun yang dilaporkan obesitas itu hampir meninggal, ia memang memiliki masalah kesehatan dan kemungkinan berakhirnya pemerintahannya akan menciptakan kekacauan,” kata para ahli kepada Military Times.
Sang Adik Jadi Penerus Takhta?

Meskipun Kim Jong-un tidak memiliki penerus atau pewaris yang disebutkan, adik perempuannya – pejabat senior partai berkuasa Kim Yo-jong – tampaknya merupakan kandidat yang paling mungkin untuk turun tangan.
Namun, beberapa ahli percaya bahawa kepemimpinan kolektif, yang dapat mengakhiri aturan dinasti keluarga, juga dapat dimungkinkan.
“Kurangnya ahli waris yang ditunjuk berarti akan ada kekacauan, penderitaan manusia, ketidakstabilan,” kata pensiunan kepala operasi khusus Korea Selatan Letjen Chun In-bum kepada Military Times. “Ini berita buruk bagi semua orang.”
David Maxwell, pensiunan kolonel Pasukan Khusus dan rekan senior di lembaga think tank Foundation for Defence of Democracies, mengatakan kepada outlet berita itu bahwa reaksi militer Amerika dan Korea Selatan terhadap pergolakan semacam itu dapat membutuhkan upaya yang “akan membuat Afghanistan dan Irak terlihat lemah. “
“Tidak diketahui apakah Kim Jong-un telah menunjuk pengganti,” kata Maxwell. “Kita dapat berspekulasi bahwa mungkin saudara perempuannya Kim Yo-jong telah ditunjuk sebagai penggantinya berdasarkan promosi terakhirnya dan fakta bahwa dia telah mulai membuat pernyataan resmi atas namanya mulai bulan lalu.”
Tetapi tidak diketahui, ia menambahkan, “apakah seorang wanita, meskipun menjadi bagian dari garis keturunan Paektu bisa menjadi pemimpin rezim keluarga Kim.”
Runtuhnya Rezim, Bencana
Kurangnya penerus yang jelas dapat menyebabkan keruntuhan rezim yang harus dihadapi AS dan Korea Selatan untuk ditangani, kata Maxwell. Ia menambahkan bahwa perencana militer, termasuk dirinya sendiri, telah lama memberi pengarahan kepada para pemimpin senior tentang apa yang bisa terjadi.
Ada “bencana kemanusiaan yang akan terungkap di Korea Utara,” menambah pergolakan yang ditimbulkan oleh pandemi Virus Corona COVID-19, Maxwell mengatakan kepada Military Times.
copy paste.
Daftar email dan berpeluang untuk menang cabutan bertuah setiap minggu/bulan
Subscribe to our mailing list and get interesting stuff and updates to your email inbox.
Thank you for subscribing.
Something went wrong.
Leave a Reply